Pengendalian
Mutu Proyek
Dalam
rekayasa
dan manufaktur,
pengendalian mutu atau pengendalian kualitas melibatkan
pengembangan sistem
untuk memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui
persyaratan dari pelanggan maupun produsen sendiri. Sistem-sistem ini sering
dikembangkan bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan
menggunakan pendekatan lintas fungsional. ISO 9001:2008
dan TQM
(Total Quality Management) adalah contoh standar
dan pendekatan yang digunakan
untuk pengendalian mutu. Secara umum, terdapat 4 hal penting dalam pengendalian
mutu proyek, antara lain sebagai berikut:
1.
Manajemen Proyek
Manajemen
proyek adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud pengelolaan suatu
proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan
intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang
berbentuk proyek.
Manajemen
proyek adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut
dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana
hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang
meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan
penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi
jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu
manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak
dapat diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi
akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun
kualitas.
Manajemen
proyek meliputi proses perencanaan ( planning ) kegiatan,
pengaturan ( organizing ),pelaksanaan dan pengendalian (
controlling ). Proses perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan
pengendalian tersebut dikenal dengan proses manajemen.
Perencanaan (planning) adalah
peramalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut.
Bentuk dari perencanaan dapat berupa: perencanaan prosedur, perencanaan metode
kerja, perencanaan standar pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya,
perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal).
Pengaturan (organizing) bertujuan
melakukan pengaturan dan pengelompokan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja
yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Tahap ini menjadi sangat penting
karena jika terjadi ketidaktepatan pengaturan dan pengelompokan kegiatan, bisa
berakibat langsung terhadap tujuan proyek.
Pengendalian (controlling) adalah
proses penetapan apa yang telah dicapai, evaluasi kerja, dan langkah perbaikan
bila diperlukan.
Tujuan
dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar semua rangkaian kegiatan
tersebut :
·
Tepat
waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek
·
Biaya
yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari perencanaan biaya
yang telah dianggarkan
·
Kualitas
yang sesuai dengan persyaratan
·
Proses
kegiatan dapat berjalan dengan lancar
Proses perencanaan (
planning ) proyek dapat dikelompokkan menjadi dua tahap, yaitu yang
pertama planning dalam garis manajemen konsultan dan yang kedua dalam garis
manajemen kontraktor.
Perencanaan yang ditangani oleh
konsultan mencakup perencanaan fisik struktur secara terperinci sampai pada
perencanaan anggaran biaya dan durasi pekerjaan.
Perencanaan yang ditangani oleh
kontraktor mencakup perencanaan metode kontraktor, rencana anggaran dalam
pelaksanaan dan perencanaan administrasi lapangan maupun perusahaan.
Metode manajemen proyek yang
digunakan oleh pelaksana proyek (kontraktor) baik manajemen pelaksana,
manajemen pengawasan, serta manajemen dari organisasi pemilik proyek pada
umumnya adalah sama yaitu dengan berpatokan pada laporan-laporan tertulis yang
disesuaikan dengan keadaan nyata dilapangan. Laporan-laporan tertulis tersebut
bisa berupa laporan harian, laporan mingguan dan lain-lain.
Sebuah proyek dapat didefenisikan
sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang ditentukan dengan sasaran yang
jelas yaitu mencapai hasil yang telah dirumuskan pada waktu awal pembangunan
proyek akan dimulai.
Bertitik tolak dari pemikiran ini,
maka maksud dan tujuan manajemen proyek adalah usaha kegiatan untuk meraih
sasaran yang telah didefenisikan dan ditentukan dengan jelas seeffisien dan
seefektif mungkin. Dalam rangka meraih sasaran yang telah disepakati,
diperlukan sumber-sumber daya (resources) termasuk sumber daya manusia
yang merupakan kunci segalanya.
Sasaran utama dalam manajemen proyek
dapat dikategorikan sebagai berikut:
- pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam budget yang telah ditentukan, jangka waktu yang telah ditetapkan dan kualitas bangunan proyek sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah dirumuskan,
- bagi kontraktor yang bonafide yaitu untuk mengembangkan reputasi akan kualitas pekerjaannya (workmanship) serta mempertahankannya,
- menciptakan organisasi di kantor pusat maupun di lapangan yang menjamin beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team work),
- menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana,kondisi kerja, keselamatan kerja dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan bawahan,
- menjaga keselarasan hubungan antara sesamanya sehingga orang yang bekerja akan didorong untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan dan keahlian mereka.
2.
Manajemen Biaya
Pengelolaan biaya meliputi segala
kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan dan pemakaian dana proyek, mulai dari
proses memperkirakan jumlah keperluan dana, mencari dan memilih sumber dan
macam pembiayaan, perencanaan serta pengendalian alokasi pemakaian biaya sampai
pada akuntansi dan administrasi pinjaman keuangan.
Perencanaan
Sumber Daya Proyek
Perencanaan sumber daya proyek
meliputi pengidentifikasian jenis dan kuantitas sumber daya (manpower,
peralatan, dan material) yang diperlukan guna melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
lingkup proyek.
Perkiraan
Biaya Proyek
Kuantitas dan jenis sumber daya
diidentifikasi dilanjutkan dengan estimasi keperluan biaya guna pengadaan
sumber daya bersangkutan yang dinyatakan dalam satuan uang, misaknya rupiah. Mengadakan
perkiraan biaya termasuk mengkaji atau menjadi alternative terbaik dari segi
biaya. Output dari proses ini adalah dokumen yang berisi perkiraan biaya proyek
beserta penjelasanyang diperlukan.
Penyusunan
Anggaran Proyek
Penyusunan anggaran proyek berarti
memerinci alokasi biaya untuk masing-masing kegiatan, yang diintegrasikan
dengan jadwal penggunaannya. Anggaran ini nantinya akan menjadi tolak ukur
pengendalian kinerja kegiatan yang bersangkutan.output dari proses ini adalah
dokumen anggaran biaya proyek serta rencana penarikannya.
Pengendalian
Biaya Proyek
Proses pengendalian biaya termasuk
memantau dan mencatat apakah penggunaan biaya telah sesuai dengan perencanaan. Bila
tidak sesuai, dicari sebabnya dan dievaluasi dampak yang mungkin terjadi serta
diadakan koreksi. Output dari proses ini adalah change order dan revisi anggaran.
Teknik
dan Metode
Dikenal banyak teknik dan metode
pengelolaan biaya, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut:
·
Mengkaji
catatan masa lalu (data historis)
·
Menggunakan
data bank, catalog, dan indeks harga
·
Metode
parametris, metode lang, dan rumus Hirsch & Glazier
·
Quantity take-off dan harga satuan
·
Varians dan metode earned value
·
Cost
and schedule control system criteria
·
Rekayasa
nilai
3.
Pengelolaan Waktu atau Jadwal
Waktu atau
jadwal merupakan salah satu sasaran utama proyek. Keterlambatan akan mengakibatkan
berbagai bentuk kerugian, misalnya penambahan biaya, kehilangan kesempatan
produk memasuki pasran, dan lain-lain. Pengelolaan waktu memiliki tujuan uatama
agar proyek diselesaikan sesuai atau lebih cepat dari rencanadengan
memperhatikan batasan biaya, mutu dan lingkup proyek.
Identifikasi Kegiatan Proyek
Proses pengelolaan
waktu diawali dengan mengidentifikasi kegiatan proyek agar komponen lingkup
proye WBS atau deliverables yang telah ditentukan dapat terlaksana sesuai
dengan jadwal. Output dari proses ini adalah daftar kegiatan dan WBS.
Penyusunan Urutan Kegiatan Proyek
Setelah diuraikan
menjadi komponen-komponennya, lingkup proyek disusun kembali menjadi urutan
kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan. Output dari proses ini adalah
jaringan kerja proyek.
Perkiraan Kurun Waktu Proyek
Setelah terbentuk
jaringan kerja, masing-masing komponen kegiatan diberikan prkiraan kurun waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan. Output proses
ini adalah jaringan kerja yang telah memiliki kurun waktu dan perkiraan sumber
daya yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut.
Penyusunan Jadwal Proyek
Jaringan kerja
yang masng-masing komponen kegiatannya telah diberi kurun waktu kemudian secara
keseluruhan dianalisis dan dihitung kurun waktu penyelesaian proyek dan
milestone yang merupakan titik penting dari sudut jadwal proyek. Output dari
proses ini adalah jadwal induk, milestone dan jadwal pekerjaan di lapangan.
Pengendalian Waktu dan Jadwal Proyek
Pengendalian
waktu meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pemantauan dan pengkoreksian agar
“progress” pekerjaan proyek sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Output dari
proses ini adalah revisi jadwal induk, milestone dan jadwal pekerjaan lapangan.
Teknik dan Metode
Teknik dan
metode yang berkaitan dengan pengelolaan waktu atau jadwal adalah sebagai
berikut:
·
Bagan
balok dan jaringan kerja (CPM, PERT, PDM) untuk menyusun jadwal dan
menganalisis waktu penyelesaian proyek
·
Data
bank dan historical record untuk memperkirakan kurun waktu komponen kegiatan
·
Resource
leveling untuk meratakan penggunaan sumber daya
·
Cost
and schedule trede off untuk mencari jadwal yang ekonomis
·
Simulasi,
misalnya analisis Monte Carlo
·
Fast
tracking
Salah satu
teknik spesifik untuk pengendalian mutu proyek adalah mengelola Float atau Slack pada jaringan kerja, serta konsep cadangan waktu (time
reserved) yang diperkenalkan oleh D. H. Bush (1991)
4. Pengelolaan
Mutu/Kualitas
Pengelolaan mutu meliputi kegiatan-kegiatan yang diperlukan
agar hasil proyek memenuhi persyaratan, criteria
dan spesifikasi yang telah ditentukan. Agar suatu produk atau servis hasil
proyek memenuhi syarat penggunaan, diperlukan suatu proses yang panjang dan
kompleks, mulai dari mengkaji syarat yang dikehendaki oleh pemilik proyek atau
pemesan produk, menyusun program mutu, dan akhirnya merencanakan dan
mengendalikan asoek mutu pada tahap implementasi atau produksi.
Program Pengelolaan Mutu
Program pengelolaan mutu menitikberatkan perencanaan
sistematik suatu kegiatan ang bertujuan memberikan keyakinan (confidence) bahwa
proyek akan dapat memenuhi standar mutu yang ditentukan. Program ini antara
lain meliputi identifikasi kriteria dan spesifikasi yang akan dipakai proyek,
kemudian mengkaji relevansinya dengan standar yang telah dibakukan
(established) dan membuat perencanaan perihal kebijakan kualitas dan mereview
organisasi yang akan menanganinya. Output dari proses ini adalah dokumen policy
kualitas, organisasi pelaksanaan, dan rencana kerja.
Quality Assurance (QA)
Quality Assurance
meliputi semua kegiatan dalam quality system yang bertujuan memberikan
kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa semua tindakan yagn
diperlukan untuk mencapai standar mut pryek telah dilaksanakan dengan berhasil.
Quality Control
Quality control meliputi semua kegiatan yang berhubungan
dengan pemantauan dan pengkajian hasil proyek (baik hasil antara atau final)
untuk menentukan apakah telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, kemudian
mengidentifikasi cara untuk menghilangkan sebab terjadinya penyimpangan. Output
dari proses ini adalah perbaikan (bila terjadi penyimpangan) dan keputusan
persetujuan atau acceptance (bila sesuai dengan spesifikasi)
Teknik dan Metode
Teknik dan metode yang penting dalam pengelolaan mutu adalah
sebagai berikut:
·
Destruction
test
·
Inspeksi
dan uji coba kemampuan kinerja (performance test)
·
Control
chart
·
Pareto
diagram
·
Metode
sampling
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar