Jenis-jenis
Jembatan Berdasarkan Bentangnya
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi
yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi,
kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang
dan lain-lain. Beberapa jenis jembatan di Indonesia berdasarkan bentangnya,
antar lain:
1.
Jembatan Bentang Panjang
Sebagai Negara
Kepulauan terbesar di dunia dam memiliki alur sungai terbanyak, Indonesia tentu
memiliki puluhan ribu jembatan yang tersebar dari ujung Sabang hingga Merauke.
Dari sekian banyak jembatan tersebut, ternyata ada beberapa yang memiliki
bentang mencapai ratusan meter. Lebarnya sungai-sungai di Indonesia terutama di
pulau Kalimantan, membuat jembatan bentang panjang banyak dibutuhkan.
Konstruksinya pun tidak main-main, sangat kompleks dan membutuhkan
insinyur-insinyur handal, baik pada saat perencanaan, pelaksanaan, hingga
pemeliharaannya. Tak heran jika jembatan-jembatan bentang panjang ini bias
menelan biaya ratusan milyar bahkan hingga triliunan rupiah.
Mengapa
jembatan bentang panjang ini bias sebegitu mahalnya?
Pertama: Perencanaannya harus matang,
menyeluruh, dan sangat aman, harus dihitung dari kuat badai, gempa, goncangan
batin, dan kerasnya kehidupan. Nah loh, opo seh?:D
Kedua: PDalam pelaksanaannya membutuhkan
material yang cukup banyak, mulai dari beton, besi, dan aspal. Teknologi yang
digunakan pun cukup rumit dan juga canggih. Pelaksanaannya harus benar-benar
teliti dan hati-hati. Tidak boleh ada toleransi kesalahan. Bila ada keteledoran
sedikit saja, nyawa orang sebagai taruhannya,
Ketiga: Memerlukan pemeliharaan yang
intensif. Sayang dong sudah dibangun dengan biaya yang mahal namun tidak
dipelihara dengan baik. Banyak kasus jembatan di Indonesia yang runtuh/ambruk
disebabkan pemeliharaan yang kurang
baik.
Antara jembatan
bentang panjang dengan jembatan panjang merupakan dua hal yang berbeda. Dimana
jembatan bentang panjang ialah panjang satu bentang jembatan dari satu abutmen
ke abutmen yang lain, atau dari satu pier ke pier yang lain, sedangkan jembatan
panjang biasanya merujuk pada panjang total jembatan ditambah dengan jalan
pendekat dan lain sebagainya. Semakin panjang bentang yang diperlukan maka struktur
yang digunakan akan semakin rumit pula.
Jembatan
terpanjang di dunia ialah jembatan Akashi Kaikyo di Jepang dengan panjang
bentang tengah mencapai 1991 meter. Jembatan ini menggunakan konstruksi suspension bridge atau jembatan gantung.
Sedangkan di Indonesia, saat ini jembatan dengan bentang terpanjang baru
mencapai 434 meter, jembatan apa itu? Akan kami uraikan setelah penjelasan ini.
:D
Gambar. 1. Jembatan Akashi Kaikyo
Jembatan bentang
panjang di Indonesia menggunakan konstruksi yang beragam, mulai dari jembatan
balok kotak atau box bridge, jembatan
melengkung atau arch bridge, jembatan
gantung atau suspension bridge, dan
jembatan kabel atau cable stayed bridge. Keempat
tipe konstruksi ini memungkinkan dibuatnya jembatan dengan bentang lebih dari ratusan
meter panjang.
Berikut ialah beberapa jembatan bentang
panjang yang ada di Indonesia, antara lain:
1)
Jembatan Sedayu
Lawas
Gambar. 2. Jembatan Sedayu Lawas
Tipe jembatan : Concrete
Arch Bridge
Panjang
bentang tengah : 100 meter
Panjang total :
150 meter
Lebar :
9 meter
Selesai dibangun :
2010
Lokasi :
Lamongan, Jawa Timur
2)
Jembatan
Talumolo II
Gambar.3. Jembatan
Talumolo II
Tipe jembatan :
Concrete Arch Bridge
Panjang bentang tengah : 100 meter
Panjang total :
205 meter
Lebar :
9 meter
Selesai dibangun :
2006
Lokasi :
Gorontalo, Gorontalo
3)
Jembatan Tukad
Bakung
Gambar.4. Jembatan
Tukad Bakung
Tipe jembatan :
Concrete Box Girder
Panjang bentang tengah : 120 meter
Panjang total :
360 meter
Lebar :
9.6 meter
Selesai dibangun :
2006
Lokasi :
Badung, Bali
4)
Jembatan
Ponulele
Gambar.5. Jembatan
Ponulele
Tipe jembatan :
Steel Arch Bridge
Panjang bentang tengah : 125 meter
Panjang total :
300 meter
Lebar :
9 meter
Selesai dibangun :
2006
Lokasi :
Palu, Sulawei Tengah
5)
Jembatan
Soekarno
Gambar.6. Jembatan
Soekarno
Tipe jembatan :
Cable Stayed Bridge
Panjang bentang tengah : 120 x 2 meter
Panjang total :
1127 meter
Lebar :
17 meter
Selesai dibangun :
2015
Lokasi :
Manado, Sulawesi Utara
- Jembatan Bentang Menengah
Jembatan bentang
menengah merupakan jembatan dengan panjang antara 40-125 meter. Untuk jembatan
jenis ini, tipe struktur yang digunakan ialah menggunakan jembatan rangka baja,
grider, bambu, dll.
Contoh
jembatan menengah di Indonesia, antara lain:
1)
Jembatan Serayu
Cindaga
Gambar.7. Jembatan
Serayu Cindaga
Tipe jembatan :
Pelengkung Beton
Panjang bentang tengah : 90 meter
Panjang total :
90 meter
Tahun bangun : 1993-1998
Lokasi :
Jawa Tengah
2) Jembatan Besok Koboan
Gambar.8. Jembatan
Besok Koboan
Tipe jembatan :
Pelengkung Beton
Panjang bentang tengah : 80 meter
Panjang total :
125 meter
Tahun bangun : 2000
Lokasi :
Jawa Timur
3) Jembatan Bajulmati
Gambar.9. Jembatan
Bajulmati
Tipe jembatan :
Pelengkung Beton
Panjang bentang tengah : 60 meter
Panjang total :
90 meter
Tahun bangun : 2007
Lokasi :
Jawa Timur
- Jembatan Bentang Pendek
Jembatan bentang pendek merupakan
jembatan dengan kurang dari 40 meter. Jenis konstruksi yang digunakan ialah
tidak jauh berbeda dengan jembatan bentang menengah. Jembatan bentang pendek
ini biasanya terdapat di aliran sungai irigasi dan sungai-sungai kecil lainnya.
Macam-macam jembatan bentang pendek:
1)
Jembatan Gelagar
Baja Jalan Raya
Untuk bentang sampai dengan 25 meter. Konstruksi
pemikul utama berupa balok memanjang yang dipasang sejarak 45-100 cm. lantai
kendaraan bisa terbuat dari kayu ditutup aspal + beton ditutup aspal. Gelagar melintang
sebagai pembagi beban. Ikatan angin dan ikatan rem berada di bawah lantai kendaraan.
Tidak ada ikatan angin atas. Bangunan bawah terdiri dari kepala. Abutmen dan
pier dapat berfungsi sebagai pondasi bila tanahnya cukup baik dan bisa
direncanakan sebagai pondasi langsung pagar railing trotoar lantai kendaraan
balok melintang balok memanjang tampak melintang jembatan.
2)
Jembatan Gelagar
Baja Komposit
Untuk bentang sampai dengan 30 m. Komponennya
sama dengan jembatan gelagar baja biasa. Lantai kendaraan dari beton bertulang
yang menyatu dengan gelagar memanjang dan disatukan dengan penghubung geser
(shearconnector). Tidak memerlukan ikatan rem, hanya ada ikatan angin bawah. Bila
lantai kendaraannya terbuat dari beton bertulang, maka ikatan angin hanya
diperlukan pada saat pendirian, namun di lapangan sering dipasang secara
permanen. Bila lantai kendaraannya terbuat dari kayu, maka ikatan angin dan
ikatan rem mutlak diperlukan. Pagar railing trotoar lantai kendaraan balok
melintang balok memanjang shear connector. Keuntungan komposit: dapat
mengurangi berat baja, dapat mengurangi tinggi profil, kekakuan lantai lebih
besar, untuk profil yang telah ditetapkan dapat mencapai bentang yang lebih
besar, keamampuan menerima beban lebih
besar kelemahan komposit, kekakuan tidak konstan, untuk daerah momen negatif,
pelat beton tidak dianggap bekerja, pada jangka panjang, terjadi defleksi yang
cukup besar.
3)
Jembatan Baja
Plater Grider
Untuk plate girder bisa sampai bentang
35 m. Untuk box girder bisa sampai bentang 40 m. Komponennya sama dengan
jembatan balok baja. Lantai kendaraannya biasanya komposit dengan balok
memanjang dan terbuat dari beton bertulang. Lantai kendaraan bisa di atas, di
tengah atau di bawah. Balok memanjang terbuat dari susunan pelat baja. Tidak
memerlukan ikatan rem - hanya ada ikatan angin bawah. Untuk lantai kendaraan
berada di atas, perlu dipasang ikatan silang. Bila lantai kendaraannya terbuat
dari beton bertulang, maka ikatan angin hanya diperlukan pada saat pendirian,
namun di lapangan sering dipasang secara permanen. Bila lantai kendaraannya
terbuat dari kayu, maka ikatan angin dan ikatan rem mutlak diperlukan l.k. di
atas pengaku ikatan silang l.k. di bawah. Jembatan plate girder biasanya
digunakan untuk jembatan kereta api. Untuk jembatan ka biasanya dibuat jembatan
ganda yang dihubungkan dengan ikatan tumbuk rel ka balok melintang ikatan
tumbuk balok memanjang.
4)
Grider Hybrid
Girder hybrid tersusun dari pelat yang
dihubungkan dengan las, dimana mutu sayap (flens) lebih tinggi dari mutu
badannya. Girder hybrid bisa komposit atau tidak komposit. Untuk non komposit :
a. Mutu flens atas dan bawah sama b. Mutu badan < mutu flens namun tidak
lebih rendah dari 35 % c. Luas flens tekan >flens tarik. Untuk komposit : a.
Mutu flens atas <flens bawah, namun tidak lebih rendah dari 35% mutu flens
bawah b. Mutu badan < mutu flens atas, namun tidak lebih rendah dari 35 %
mutu flens atas c. Luas flens tekan <flens tarik sambungan las mutu >>
non komposit komposit
5)
Jembatan
Orthotropic (Orthogonal Anisotropic)
Jembatan orthotropic adalah jembatan
yang lantai kendaraannya menjadi satu kesatuan dengan rusuk memanjang dan rusuk
melintangnya. Kekakuan rusuk memanjang dan rusuk melintangnya tidak sama
(anisotropic). Rusuk memanjang biasanya tegak lurus dengan rusuk melintangnya
(orthogonal). Sisi atas lantai kendaraan perlu diberi lapisan aus dan lapisan anti
karat. Rusuk memanjang bisa berupa rusuk terbuka atau rusuk tertutup. Lantai
orthotropic rusuk terbuka rusuk tertutup.
6)
Jembatan Balok
Beton Bertulang
Pemikul utamanya berupa balok beton
bertulang, Pemikul utama bisa dicor ditempat (cast in situ) dengan menggunakan
bekisting dan perancah atau dengan sistem pracetak. Pelat lantai kendaraan
komposit dengan balok memanjang yang dicor setelah baloknya selesai dibuat atau
setelah diangkat bila baloknya pracetak. Pelat lantai bisa dibuat sistem cast
in situ atau sistem pracetak sebagian. Balok melintang sebagai pembagi beban. Tidak
memerlukan ikatan angin dan ikatan rem. Bangunan bawah terdiri dari kepala
jembatan dan pilar. Jembatan balok beton bertulang lantai kendaraan cast in
situ railing pagar cast in situ pracetak trotoar lantai kendaraan pracetak
sebagian balok melintang balok memanjang. Shear connector lantai kendaraan
pracetak sebagian lantai kendaraan cast in situ
7)
Jembatan Balok
Beton Pratekan
Bisa sampai bentang 40 m. Pemikul utamanya berupa
balok beton pratekan yang dipasang dengan jarak antara 100 cm 200 cm. Pemikul
utama dibuat secara pracetak segmental atau utuh sepanjang bentang. Pelat
lantai kendaraan komposit dengan balok memanjang yang dicor setelah baloknya
selesai diangkat. Pelat lantai bisa dibuat sistem cast in situ atau sistem
pracetak sebagian. Balok melintang sebagai pembagi beban, yang dibuat secara
pracetak dan biasa disebut diafragma. Tidak memerlukan ikatan angin dan ikatan
rem. Bangunan bawah terdiri dari kepala jembatan dan pilar A kabel, pratekan b,
balok pratekan, segmental angker, shear connector, potongan a, potongan b, angker
mati, model lubang tendon. model angker hidup.
Sumber:
Sukmana, F., & Herry, F. (n.d.). Jembatan Indonesia: Sekarang dan
Mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar