Kamis, 17 Oktober 2019

BAGIAN-BAGIAN LAPANGAN TERBANG


bagian-bagian LAPANGAN TERBANG

LAPANGAN TERBANG














NAMA                                  : NURUL AINI
NIM                                       : 4I6110003
SEMESTER                       : 7 (TUJUH) / A



FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI REKAYASA SIPIL
UNIVERSITAS  MUHAMMADIYAH  MATARAM
2019









BAGIAN-BAGIAN BANDARA LAPANGAN TERBANG
Bandar udara atau yang disingkat dengan bandara adalah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat, bongkar muat barang, naik turun penumpang dan tempat perpindahan moda transportasi. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landasan pacu, sementara bandara besar biasanya dilengkapi dengan berbagai fasilitas lain, baik untuk operarator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Kawasan bandara sendiri dapat dibedakan menjadi air side dan land side. Air Side (Sisi Udara) Air side adalah bagian dari bandaran yang berhubungan dengan kegiatan take off (lepas landas) maupun landing (pendaratan). Bagian air side terdiri dari runway, taxiway dan apron.
1.      Runaway

Ilustrasi/Pixabay
Runway atau landasan pacu adalah area yang digunakan pesawat terbang untuk melakukan lepas landas. Panjangnya landasan pacu tergantung pada besarnya pesawat yang dilayani. Runway sendiri memiliki karakteristik sebagai berikut : Struktur perkerasan untuk menahan beban peswat terbang.
·         Bagian samping kanan dan kiri berfungsi unutk menahan erosi.
·         Strip runway: perkerasan, bahaya dan daerah luarnya diratakan dan diatur drainasenya untuk menahan agar pesawat tak tergelincir.
·         Blast pad: adalah wilayah yang sudah di aspal atau bisa juga wilayah rerumputan yang berfungsi untuk mehanan erosi di sekitar ujung runway karena pesawat yang mengalami jet-blast. Runway end safety area, adalah wilayah kosong yang diperuntukkan untuk pesawat yang melakukan pendaratan over-shooting.
·         Stopway: adalah wilayah kosong yang berada di ujung runway untuk menahan pesawat yang berhenti.
·         Clearway: adalah wilayah di ujung bandara yang digunakan saat keadaan darurat.
2.      Taxiway

Ilustrasi/Pixabay
Tawxiway adalah bagian di bandara yang berfungsi sebagai jalur perpindahan dari runway ke apron.
3.      Apron

Ilustrasi/Pixabay
Apron adalah bagian dari bandara yang digunakan untuk area parkir pesawat, mengisi bahan bakar, kegiatan pemeliharaan pesawat, memuat serta menurunkan penumpang atau barang.

Land Side (Sisi Darat) Bagian-bagian yang ada di sisi darat bandara ialah:
1.      Terminal

Ilustrasi/Unsplash
Terminal di bandara udara bergungsi sebagai tempat penumpang melakukan urusan perjalanan udara seperti kegiatan pembelian tiket, pemeriksaan tiket hingga ruang tunggu menunggu jadwal keberangkatan.
2.      Crub
Ilustrasi/Pexels
Crub adalah bagian dimana penumpang akan naik dan turun dari kendaran menuju atau meniggalkan bandara.
3.      Parkir kendaraan
Ilustrasi/Pixabay
Di bandara tersedia area parkir untuk penumpang yang akan menggunakan layanan transportasi udara. Para penumpang bisa memakirkan kendaraannya di area parkir yang sudah disediakan.



Artikel ini telah tayang di 
Indozone.id dengan judul "Yuk Kenali Bagian-bagian Bandara Beserta Fungsinya", https://www.indozone.id/news/Aqs79k/yuk-kenali-bagian-bagian-bandara-beserta-fungsinya.

PERATURAN LAPANGAN TERBANG

BUKU PANDUAN LAPANGAN TERBANG


buku panduan

LAPANGAN TERBANG





















NAMA                         : NURUL AINI
NIM                            : 4I6110003
SEMESTER                 : 7 (TUJUH) / A




FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI REKAYASA SIPIL
UNIVERSITAS  MUHAMMADIYAH  MATARAM
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1            SEJARAH TRANSPORTASI
Sejarah penerbangan komersial di Indonesia dirintis setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan sebuah pesawat terbang DC 3 ( Dacota )sumbangan dari masyarakat Aceh dengannomor registrasi RI – 001 “ SEULAWAH “ sebagai modal pesawat angkutan penumpang pertama dikembangkan perusahaan pemerintah “ GARUDA INDONESIA AIRWAYS “. Setelah memiliki pesawat terbang diresmikan dengan nama PT GARUDA INDONESIA dan MERPATI NUSANTARA AIRLINES.
Sejarah kemudian mencatat pendirian Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang kemudian berganti dengan nama Industri Pesawat Terbang Nusantara yang menghasilkan pesawat C- 212 kemudian CN-235, N-250, helicopter BO-105 dan Puma.

1.2            ORGANISASI PENERBANGAN

Lembaga yang berwewenang mengatur transportasi  udara di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan. Organisasi penerbangan internasional dimanaIndonesia telah menjadi anggotaadalah :

  1. NTERNATIONAL CIVIL AVIATIOIN ORGANIZATION( ICAO )yang berkedudukan di Mountreal Kanada. Organisasi ini didirikan di Chicago pada tahun 1944, dengan demikian maka lapangan terbang di Indonesia mengikuti Standarisasi penerbangan sedunia yang meliputi :
1.                   Standarisasi lapangan terbang, tanda-tanda, Air Trafffic Control dan SAR ( Search and Rescue )
2.                   Organisasi dan Ekonomi penerbangan
3.                   Tenaga terdidik
4.                   Keuangan dan Maintenance penerbangan

  1. FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION ( FAA ), menetapkan peraturan-peraturan yang diberlakukan di Amerika Serikat, namun di Indonesiasecara keseluruhan tidak diikuti, tetapi bagian-bagian dari peraturan FAA direkomendasikan oleh ICAO untuk dilaksanakan di Indonesia sejauh bagian-bagian peraturan tersebut sesuai dengan kebutuhan keadaan setempat.

1.3            KLASIFIKASI BANDAR UDARA
Yang dinamakan Bandar Udara adalah Lapangan Terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat kargo dan atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi







Tabel : Kode-kode Acuan Aerodrome ( ICAO )

Unsur Kode 1
Unsur kode 2
No kode
Panjang Runway
( L )
Huruf kode
Bentang Sayap
( B )
Bentang roda
Pendaratan utama luar
1
L < 800 m
A
< 15 m
< 4,5 m
2
800 m < L<1200 m
B
15 m < B < 24 m
4,5 m < B < 6 m
3
800 m < L < 1200 m
C
24 m <B<36 m
6 m < B <9 m
4
L > 1800 m
D
36 m < L <52 m
9 m < L <14 m


E
52 m < L <65 m
9 m < L <14 m

Tabel : Kode-kode Acuan Bandar Udara ( FAA )

Kode 1
Kode 2
No Kode
Panjang Runway
Nomor kode
Lebar Sayap
A
S < 91 knot
I
<15 m
B
91 knot < S < 121 knot
II
15m <B<24 m
C
121 knot < S < 141 knot
III
24 m<B< 36m
D
141 knot < S < 166 knot
IV
36 m<B<52 m
E
S > 166 knot
V
52 m<B<65 m


VI
65 m<B<80 m

1.4 BANDAR UDARA INDONESIA

1.4.1Pengelolaan Bandar Udara
Tahun 1996 terdapat 179 bandar udara, 12 diantaranya dikelola oleh PT (persero) Angkasa Pura I dan 9 bandar udara dikelola oleh PT (persero) Angkasa Pura II yang merupakan BUMN di lingkungan Departemen Perhubungan. Selain itu terdapat Bandar udara khusus yang dikelola oleh Ditjend. Perhubungan Udara dan Bandar udara non kelas yang dikelola oleh Pemda setempat terutama di Papua / Irian Jaya

1.4.2 Bandar Udara berdasarkan kemampuan
Jumlah Bandar udara sebanyak 179 buah berdasarkan kemampuan untuk didarati pesawat udara dapat diperinci sbb :
  • Mampu didarati pesawat Boeing 747 sebanyak 7 buah
  • Mampu didarati pesawat DC-10 / A-300 sebanyak 6 buah
  • Mampu didarati pesawat DC-9 / B-737 sebanyak 14 buah
  • Mampu didarati pesawat F-28 sebanyak 11 buah
  • Mampu didarati pesawat F-27/ CN 235 / C 160 Transall sebanyak 22 buah
  • Mampu didarati pesawat Cassa 212 / DHC 6 sebanyak 119 buah
Adapun nama – nama lokasi Bandar udara yang mampu didarati pesawat B-747 adalah
Ø  Polonia / Medan
Ø  Hang Nadim / Batam
Ø  Soekarno Hatta / Jakarta
Ø  Halim Perdana Kusuma / Jakarta
Ø  Juanda / Surabaya
Ø  Ngurah Rai / Denpasar
Ø  Frans Kasiepo / Biak

BAB II
SISTEM BANDAR UDARA

Bandar udara dibagi menjadi 2 ( dua ) bagian utama yaitu :
2.1AIR SIDE
Adalah meliputi Runway, Taxiway, Apron dan elemen-elemen penunjang lainnya bagi pesawat selama pendaratan maupun tinggal landas.

2.1.1 RUNWAY

Runway adalah Area yang dipergunakan untuk take-off dan landing pesawat terbang yang sedang beroperasi, Jumlahnya tergantung dari volume lalu lintas yang dilayani oleh Lapngan terbang yang bersangkutan dan Orientasinya tergantung kepada antara lain oleh luas lahan yang tersedia untuk pengembangan lapangan terbang dan arah angin dominan yang bertiup.

A. KONFIGURASI RUNWAY
  1. Runwaytunggal
Merupakan konfigurasi yang paling sederhana dan mempunyai kapasitas berkisar antara 50 – 100 operasi perjam pada kondisi VFR dan 50 – 70 operasi perjam pada kondisi IFR. Kapasitasnya dipengaruhi oleh komposisi campuran pesawat terbang dan alat-alat bantu navigasi yang tersedia
 


Gambar Runway tunggal
  1. Runway sejajar
Terdiri atas dua atau lebih Runway yang mempunyai orientasi sama, kebanyakan dua Runway sejajar hanya sedikit beberapa lapngan terbang yang mempunyai tiga Runway sejajar didunia, sedangkan untuk yang empat atau lima Runway sejajar belum ada.
Kapasitas Runway sejajar tergantung pada jumlah runway dan jarak diantaranya. Jarak antar dua Runway digolongkan dalam jarak yang rapat. menengah dan renggang


 






Gambar Runway sejajar   
Jarak pemisah antara Runway sejajar sangat bervariasi, seperti terlihat pada tabel
Tabel : Klasifikasi Jarak Pemisah Runway sejajar

Code Number
Konstanta
700 – 2500
Dekat
2500 – 4300
Sedang
3
15.000
≥ 4300
Renggang

Kapasitas Runway sejajar dapat bervariasi antara 100 hingga operasi per jam pada kondisi VFR, bergantung pada komposisi pesawat terbang. Pada kondisi IFR kapasitas Runway sejajar Dekat antara 50 – 60operasi perjam, dan kapasitas Runway sejajar Renggang antara 100– 125 operasi perjam bergantung pada komposisi campuran pesawat terbang
Kadang-kadang posisi Runway sejajar dibuat tidak satu garis tetapi agak bergeser (lihat gambar)
 




  1. Runway berpotongan
Runway berpotongan ini diperlukan apabila terdapat angin yang relative kuat ( prevalling Wind) bertiup lebih dari satu arah, sehinggamengakibatkan angin sisi ( Cross Wind ) yang terjadi berlebihan dan lebih besar daripada Presmisible Crosswind, serta akan berbahaya apabila dibuat hanya satuRunway saja. Kapasitas dua Runway tergantung pada letak perpotongannya (misal ditengah atau dekat ujung),makin jauh letak titik potong dari ujung lepas landas Runway dan ambang pendaratan ( threshold ) kapasitasnya semakin rendah.
Bila angin yang bertiup sangat kuat maka ada kemungkinan hanya satu Runway yang dapat dioperasikan, sebaliknya bila tidak kuat maka kedua Runway dapat dipergunakan.


 




Gambar Runway berpotongan











  1. Runway – V terbuka
Adalah Runway yang terbentu dengan arah yang memencar ( divergen ) tetapi tidak berpotongan. Dioperasikan bila pada angin yang bertiup dari satu arah tertentu menghasilkan Crosswing pada salah satu Runway yang lebih besar daripada Permessible Crosswind, bial angina bertiup lemah maka kedua Runway dapat dipergunakan


 












Gambar Runway V terbuka                         Gambar Runway V tertutup

B. KARAKTERISTIK RUNWAY
Karakteristik Runway pada dasarnya terdiri dari :
  1. Struktur perkerasan, untuk menahan beban pesawat secara langsung.
  2. Bahu disamping kiri-kanan perkerasan, untuk menahan erosi yang ditimbulkan oleh adanya Jet-blast , dan juga untuk mengakomodasikan lalu lintas peralatan bagi pesawat dan pengontrolan
  3. Strip Runway, yang mencakup perkerasan, bahu dan daerah diluar itu yang diratakan dan diatur drinasenya. Areal ini harus mampu menahan jika ada pesawat yang tergelincir
  4. Blast pad, yaitu untuk menahan erosi permukaan disekitar ujung Runway akibat adanya Jet-blast, bentuknya dapat dengan perkerasan atau dengan rumput biasa
  5. Runway end safety area yaitu daerah yang sengaja dikosongkan untuk menghindari kecelakaan pada saat pesawat melakukan pendaratan Over-shooting
  6. Stopway, yaitu daerah tambahan diujung Runway yang diperkeras dan harus mampu menahan beban pesawat yang berhenti
7.  Clearway, adalah areal diujung Bandar udara yang tidak mempunyai struktur perkerasan dan dibawah pengawasan pengelola Bandar udara dan digunakan hanya apabila dalam keadaan darurat

C. PERENCANAAN RUNWAY
a.  Klasifikasi Lapangan terbang
Berhubungan dengan lebar bentangan sayap (Wing span) dan jarak tepi luar roda-roda pendaratan (Outer main gear wheel span) Untuk menetapkan Standar perencanaan suatu Lapangan terbang, International Civil Aviation Organization (ICAO)menetapkan Aerodrome Reference Code suatu llapangan terbang. Dengan sistim klasifikasi ini suatu lapangan terbang akan mempunyai Reference Code yang terdiri atas Code Number (kode angka) dan Code Letter (kode huruf). Code Number yang digunakan terdiri atas angka 1 sampai dengan 4, dimana angka ini berhubungan dengan panjang Runway pada kondisi standar (Aeroplane Reference Field Length) sedangkan Code letter yang digunakan adalah A sampai dengan E, dimana huruf-huruf ini berhubungan dengan lebar bentangan sayap ( Wing Span ) dan jarak tepi luar roda pendaratan ( Outer main gear wheel span )





Tabel : Klasifikasi Lapangan Terbang


Code Number
Aeroplane Reference Field Length (ARFL)

(L0)

Code Letter
Lebar Bentangan Sayap
(B1)
Jarak Tepi Luar Roda-roda Pendaratan (B2)
1
L0 < 800 m
A
B1< 15 m
B2 < 4,5 m
2
800 m < L0 < 1200 m
B
15 m<B1<24 m
4,5 m<B2< 6 m
3
800 m < L0 < 1200 m
C
24 m<B2<36 m
6 m< B2< 9 m
4
800 m < L0 < 1200 m
D
36 m<B2<52 m
9 m<B2<14 m


E
52 m<B2<60 m
9 m<B2<14 m

Aeroplane Reference Code yang dipilih dipengaruhi Karakteristik pesawat terbang rencana yang dilayani lapangan terbang tersebut
Aeroplane Reference Field Length (ARFL) adalah Panjang Field Length minimum yang diperlukan oleh pesawat terbang untuk dapat Take Off dengan maksimum Take of Weight, dimana kondisi lapangan terbang adalah Mean Sea Level (MSL), pada kondisi atmosfir standar Runwaynya tidak mempunyai kelandaian (Zero Runway Slope) serta tidak ada angin. Code Number dipengaruhi oleh bentangan sayap atau jarak tepi luar roda-roda pendaratan. Sebagi contoh bila bentangan sayap berhubungan dengan Code Letter C sedangkan jarak tepi luar roda-roda pendratanberhubungan dengan Code Letter D maka yang harus dipilih adalah D
b. Koreksi Panjang Runway
Untuk mendapatkan panjang Runway aktual untuk Take Off, ARFL perlu dikoreksi akibat pengaruh kondisi lingkungan misalnya Elevasi, temperatur dan kelandaian Runway.
·         Makin tinggi suatu tempat, makin berkurang kepadatan (density) udara ditempat tersebut. Karena itu untuk mendapatkan Gaya angkat yang memadai pada daerah tersebut pesawat terbang harus bergerak lebih cepat. Akibatnya Runway yang diperlukan harus lebih panjang dengan koreksi bahwa ARFL harus diperpanjang untuk setiap kenaikan sebesar 300 m (1000 ft) dari Mean Sea Level (MSL)
·         Makin tinggi suatu temperatur akan mengurangi kapadatan udara, karena itu makin tinggi Airport Reference Temperature (ART) akan makin panjang Runway yang diperlukan dan ARFL yang telah dikoreksi Runway akibat pengaruh elevasi akan dikoreksi lagi akibat pengaruh temperatur. Panjang yang telah dikoreksi harus diperpanjang 1 % untuk setiap derajat celsius naiknya ART terhadap temperatur standar lapangan terbang tersebut
·         Setiap panjang Runway yang dibutuhkan untuk Take Off harus dikoreksi terhadap kelandaian memanjang Runway. Untuk itu digunakan Effective Gradient, yaitu Rasio antara selisih tinggi dan titik terendah pada Runway terhadap panjang Runwaynya. Untuk setiap 1 % Effective Gradient, Runway harus diperpanjang 1 %
c.       Orientasi Runway
Orientasi Runway dibuat dengan arah sedemikian rupa sehingga pesawat terbang dapat didaratkan sekurang-kurangnya 95 % dari waktu dengan komponen Cross wind ( angin samping ) 20 knot ( 23 mph ) untuik Runway klas A dan B, 13 knot ( 15 mph ) untuk Runway klas C dan 10 knot utnuk Runway klas D dan E. setelah maximum cross wind component dipilih sesuai dengan kelas Runway yang dibangun maka diperlukan data mengenai arah angin dan kecepatannya selama kurun waktu yang lama dilokasi untuk menentukan orientasi Runway bedasar arah angin.
·         Data angin

Gerak pesawat terbang baik untuk Take Off atau Landing diusahakan untuk melawan Arah pergerakan angin, atau dengan kata lain menuju datangnya arah angin. Karena itu Runway disuatu lapangan terbang harus terletak sedemikian rupa sehingga searah atau mendekati arah angin yang dominan (Prevalling Wind) di lapangan terbang tersebut yang didapat dari BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
·         Permissible Crosswind

Tidak selamanya arah angin bertiup sejajar denag arah Runway. Angin yang bertiup pada saat pesawat Take Off atau Landing harus diuraikan menjadi Komponen yang sejajar dengan arah gerak pesawat dan Komponen yang tegak lurus arah gerak pesawat. Komponen yang sejajar dan berlawanan arah gerak pesawat disebut Headwind, sedangkan yang tegaklurus disebut Crosswind.
Agar pesawat dapat bermanuver dengan aman, Crosswind tidak boleh terlalu besar Maksimum Crosswind agar aman disebut dengan Permissible Crosswind
Tabel : Permissible Crosswind

ARFL
(m)
Permissible Crosswind
< 1200
10 knots (11,5 mph)
1200 - 1500
13 knots (15 mph)
≥ 1500
20 knots (23 mph)

·         Usability

Pada saat angin bertiup dengan Crosswind yang lebih besar dari pada Permissible Crosswind  suatu pesawat terbang, maka pada saat itu pesawat tidak diperkenankan untuk terbang dan Runway tidak dapat dipergunakan, hal ini akan mengakibatkan kerugian Pengelola lapangan terbang maupun Perusahaan penerbangan, sehingga arah Runway harus dibuat mendekati arah angin yang dominan.
Probabilitas/kemungkinan suatu Runway dapat beroperasi, karena Crosswind yang bertiup lebih kecil daripada Permissible Crosswind dinamakan Usability Runway tersebut. Makin besar Usability suatu Runway makin besar pula Probabilitas Runway tersebut dapat dipergunakan (karena Crosswind < Permissiblewind).
ICAO mengisyaratkan suatu lapangan terbang mempunyai Usability minimal 95 %, jika kurang dari angka itu maka diperlukan Runway tambahan yang tidak harus sejajar dengan arah Runway yang ada
·         Penomoran Runway
Nomor Runway berhubungan dengan dengan arah (orientasi) Runway tersebut. NomorRunway dituliskan diujung-ujung Runway dan harus dapat dibaca oleh pilot pesawat terbang pada saat akan Landing, sehubungan dengan arah angin yang bertiup
·         Geometri Runway
Persyaratan lebar Runway minimum dapat dilihatpada tabel sbb:
Tabel : Lebar minimum Runway (meter)

Code Number
Code Letter
A
B
C
D
1
1,8
18
23
-
2
23
23
30
-
3
30
30
30
-
4
-
-
45
45

Runway perlu diberikan kemiringan melintang agar air hujan yang jatuh dipermukaan dapat cepat mengalir. Besarnya kemiringan yang direkomendasikan ICAO dapat dilihat padatabel sbb :

Tabel : Kemiringan Melintang Runway

Code Number
Kemiringan melintang
A
2 %
B
2 %
C
1,5 %
D
1,5 %
E
1,5 %

Runway dengan Code Letter D dan E yang lebarnya kurang dari 60 meter harus diberi bahu dikanan - kiri (Runway Shoulder), sehingga lebar minimum total Runway termasuk bahunya adalah 60 meter, kemiringan bahu adalah 2,5 %.Runway terletak pada suatu area yang disebut Area Strip yang dimaksudkan untuk :
1.       Memperkecil resiko kerusakan pada pesawat terbang bila pesawat terbang terpaksa harus keluar dari Runway
2.       Melindungi pesawat yang meluncur diatasnya pada saat Take Off maupun Landing





Tabel : Panjang Runway Strip (meter)

Code Number
Panjang Strip
1
60 (instrument)
30 (non – instrument)
2
60
3
60
4
60

Tabel : Lebar Runway Strip (meter)

Code Number
Panjang Strip
1.Non – instrument
Instrument
30
75
2.    Non – instrument
Instrument
40
75
3 & 4. Non instrument
 Instrument
75
150

Biasanya 3 meter terluar dari Runway Strip diberi kemiringan melintang yang lebih besar (5%) agar air dapat mengalir dengan cepat (drainase)

Tabel : Kemiringan Melintang Runway Strip

Code Letter
Kemiringan melintang
1
3 %
2
3 %
3
2,5 %
4
2,5 %

Runway datar (Level Runway) lebih disukai,tetapi kondisi Topografi sering tidak memungkinkan membuat Runway yang datar sehingga Runway harus mempunyai perubahan kelandaian (Longitudinal Slope)

Tabel : Kelandaian Runway


Code Number
Maximum Average Longitudinal Slope
Maximum Slope in Any Portion of Runway
Maximum Longitudinal Slope Change
Transition from One Slope to Another
Minimum Radius

(Curve)
1
2 %
2 %
2 %
0,4 % per 30 m
7500 m
2
2 %
2 %
2 %
0,4 % per  30 m
7500 m
3
1 %
1,5 % (a)
1,5 %
0,2 % per 30 m
1500 m
4
1 %
1,25 % (b)
1,5 %
0,1 % per 30 m
3000 m


Catatan :
a. Kelandaian pada seperempat panjang pertama dan seperempat panjang terakhir Runway yang termasuk Precisiion Appproach dengan kategori II dan III tidak boleh melebihi 0,8 %
b. Kelandaian pada seperempat panjang pertama dan seperempat panjang terakhir Runway tidak boleh melebihi 0,8 %
Jarak antara dua titik tempat terjadi perubahan kelandaian tidak boleh kurang 45 m


                                                               2.1.2 TAXIWAY
A.Tata Letak Taxiway
Adalah yaitu jalur yang menghubungkan antara Runway dan Apron dengan fungsi utama adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat dari Runway ke bangunan terminal dan sebaliknya atau dari Runway ke Hanggar pemeliharaan yang dipersiapkan dimana pesawat terbang dapat bergerak dipermukaan bumi (taxiing) dari satu tempat ketempat lain dilapangan terbangTaxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru mendarat tidak mengganggu pesawat lain yang siap menuju ujung lepas landas.

B. Geometri Taxiway
agar Lebar Taxiway dipengaruhi oleh Code Letter, dan untuk beberapa jenis pesawat terbang tertentu dipengaruhi oleh Wheelbase dan lebar main gear. Tujuan penentuan lebar minimumTaxiway dengan memperhatikan Wheelbase atau lebar Main gear dimaksudkan roda Main gear tidak keluar dari perkerasan di tikungan.

Tabel : Lebar Minimum Taxiway

Code Letter
Lebar
Keterangan
A
7,5
-
B
10,5
-
C
15
18
Untuk pesawat terbang dengan Wheelbase < 18 m
Untuk pesawat terbang dengan Wheelbase ≥ 18 m
D
18
23
Untuk pesawat terbang denagn Outer Main gear Wheelspan< 9 m
Untuk pesawat terbang dengan w outer Main gear wheelspan ≥ 9 m
E
23
-

Lebar minimumTaxiway lebih kecil  dengan lebar minimum Runway dengan Code Letter yang sama, karena diatas Taxiway pesawat terbang bergerak dengan kecepatan yang lebih rendah sehingga pilot dapat lebih mudah untuk mengusahakan agar Nose gear tetap di sumbu Runway. Taxiway juga diberi kemiringan melintang agar dapat meninggalkan Taxiway tersebut





Tabel : Kelandaian dan Kemiringan melintang Taxiway

Code Letter
Kelandaian
Kemiringan
A
3 %
2 %
B
3 %
2 %
C
1,5 %
1,5 %
D
1,5 %
1,5 %
E
1,5 %
1,5 %

C.  Taxiway berdasarkan letaknya :
·         Entrance Taxiway
Adalah Taxiwayyang terletak diujung Runway sebagai jalan masuk pesawat terbang yang akan menuju Runway, disini juga dapat berfungsi sebagai Exit Taxiway terakhir untuk pendaratan yang berawal dari ujung Runway yang lain bila digunakan Runway operasi dua arah



Runway



Entrance  Taxiway




Apron
 






Gambar Entrance
Taxiway
 







·         Exit Taxiway
Adalah Taxiway yang berfungsi untuk memperpendek masa penggunaan Runway pada saat pendaratan pesawat di Runway,sudut beliknya sekitar 30o – 45o . Penetuan letaknya tergantung pada komposisi pesawat yang dilayani, jumlah, kecepatan dan perlambatan pesawat, jumlahnya direncanakan mampu mengakomodasi lalu lintas pergerakan pesawat pada jam puncak
A.      Parallel Taxiway
Adalah Taxiway yang sejajar denganRunway dan menghubungkan Taxiway biasa dengan Apron, yang panjangnya sama maupun kurang dari panjang Runway
B.      Apron Taxiway
Adalah Taxiway yang terletak didekat Apron yang dibedakan atas dua jenis yaitu : yang terletak dekat Apron sebagai jalan pintas pesawat dari Apron ketempat pesawat akan diparkir dan Taxilane yaitu bagian dari Apron yang diperuntukkan bagi jalan hubung ke areal parkir.
C.      Cross Taxiway
Adalah Taxiway yang berfungsi untuk menghubungkan 2 ( dua ) Runway yang berdekatan sehingga pemanfaatan kedua Runway dapat dilakukan secara optimal. Jenis Taxiway ini biasanya baru diadakan jika memang ada dua Runway sejajar



            Runway sejajar


           Taxiway



            Runway sejajar
 



Gambar Exit Taxiway
yang Tegak lurus
Runway
 







2.1.3APRON
Adalah sarana parkir / menyimpan pesawat yang posisinya terletak diantara Bangunan terminal dan Taxiway yang dimaksudkan untuk menempatkan pesawat terbangagar capat memuat dan menurunkan penumpang, angkutan surat, barang atau kargo, kegiatan pemeliharaan pesawat, melayani arus pesawat ke dan dari pintu dan arus peralatan yang melayani pesawat didarat. Sehubungan dengan efisiensi dari Bandara, adalah sangat penting untuk menempatkan Apron dengan bangunan terminal. Dibuat cukup luas sehingga bila pesawat yang tidak melakukan proses llepas landas pesawt lain dapat menyalipnya. Posisi parkir pesawat terbang di terminal disebut Aircraft stand

·         Luas Area Apron

Dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a.        Ukuran dan karakteristik manuver pesawat terbang
b.  Volume lalu litas di Apron
c.  Persyaratan ruang bebas
d.  Cara pengaturan Aircraft stand
e.  Bentuk (lay out)
f.   Persayaratan bagi aktivitas fasilitas pendukung (Aircraft ground activity)
g.  Taxiway dan jalan-jalan lain (service road)











                                                      Taxiway
                                 Runway

 






Gambar Apron – Taxiway -

Apron
 Runway






                Terminal
 










·         Tipe Apron :
A. Apron Cargo
Adalah Apron yang berdekatan dengan gedung kargo utnuk melayani pesawat-pesawat yang khusus mengangkut kargo dan dialokasikan areal yang cukup luas untuk mengakomodasi sebanyak mungkin pesawat-pesawat yang diparkir
  1. Apron Terminal
Adalah Apron yang diperuntukkan bagi manufer pesawat dan juga parker pesawat dekat terminal, dan areal ini merupakan daerah dimana penumpang dapat naik turun pesawat. Areal ini juga dilengkapi dengan fasilitas pengisian bahan baker ataupun fasilitas perawatan kecil
  1. Apron Parkir
Kadang suatu bandara memerlukan Apron parkir yang agak terpisah, disini pesawat dapat parker dalam waktu yang lebih lama, digunakan selama Crew pesawat beristirahat atau karena diperlukan perbaikan kecil terhadap pesawat.
  1. Apron Hanggar dan Apron Service
Adalah areal didekat hangar perbaikan yang digunakan untuk perbaikan ringan. Sedangkan Apron hangar adalah areal tempat dimana pesawat masuk keluar hangar
  1. Isolated Apron
Adalah Apron yang diperuntukkan pesawat-pesawat yang perlu diamankan, misalnya yang dicurigai membawa bahan peledak, lokasinya agak diletakkan jauh dari Apron biasa ataupun dari Bandar udara dan bangunannya.

·         APRON UTILITY
Instalasi-instalasi tetap harus ada pada Apron untuk melayani pesawat diposisi parkirnya, fasilitas-fasilitas tersebut adalah :
  1. Pengisian Bahan bakar pesawat
Disini dilakukan oleh Truck tangki, untuk Bandara yang besar pengisian dengan sistim pipa. Keuntungan dengan Truck adalah bahwa pesawat dapat diisi diposisi manapun pada Apron, jumlah Truck dapat disesuaikan dengan kebutuhan akan tetapi juga mempunyai kelemahan terutama utnuk pengisian pesawat-pesawat besar yang sampai 8000 liter untuk pesawat Boeing 747-100 sehingga harus disiapkan Truck dalam jumlah yang banyak sehingga mengganggu lalu lintas penumpang dan kemungkinan adanya bahaya kebakaran.
  1. Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibutuhkan untuk melayani pesawat selama mesin bekerja, bahkan juga sering diperlukan tenaga listrik eksternal utnuk menghidupkan mesin.
  1. Fasilitas Grounding Pesawat
Fasilitas hubungan tanah harus disediakan di Apron utnuk melindungi pesawat dan truck tangki.
  1. Penandaan dan Penerangan Apron
Disini sangat penting penerangan dengan lokasi yang ditinggikan dan diletakkan pada daerah yang sedemikian rupa sehingga memberikan penerangan yang merata kepada daerah Apronagar dalam melayani pesawat dapat terjangkau sampai agak jauh.

2.1.4 Konfigurasi Parkir Pesawat
Konfigurasi parkir pesawat berhubungan dengan bagaimana pesawat ditempatkan berkenaan dengan gedung terminal dan manuver pesawat cara masuk dan keluar Taxiway, hal ini sangat penting yang mempengaruhi posisi parkir pesawat, utnuk itu mempengaruhi luas daerah Apron. Pesawat dapat ditempatkan dengan berbagai sudut terhadap gedung terminal dan dapat keluar masuk Taxiway dengan kekuatan sendiri atau dengan bantuan alat pendorong / penarik
Berbagai bentuk Konfigrasi Parkir pesawat :
  1. Konfigurasi Parkir Hidung Kedalam / Pesawat mengarah ke Terminal
·         Disini pesawat diparkir tegak lurus gedung terminal dengan hidung berjarak sedekat mungkin.
·         Memudahkan penumpang naik pesawat karena letaknya yang dekatdengan Terminal
·         Tidak menimbulkan suara bising yang menimpa bangunan terminal
·         Harus menyediakan alat pendorong pesawat utnuk memungkinkan pesawat bergerak dengan kekuatan mesin sendiri
  1. Konfigurasi Parkir Hidung kedalam besudut / mengarah kedalam tapi bersudut

·         Disini sama dengan konfigurasi diatas tetapi pesawat tidak diparkir tegak lurus gedung terminal
·          Disini menimbulkan polusi suara yang lebih tinggidan memerlukan luas Taxiway yang lebih luas.
·         Keuntungannya adalah pesawat dapat memasuki dan keluar dari Taxiway dengan kekuatan sendiri
C. Konfigurasi Parkir Hidung keluar bersudut ? Pesawat mengarah keluar
·         Disini pesawat diparkir dengan hidung yang menjauhi Terminal
·         Keuntungannya disini adalah pesawat dapat memasuki atau keluar dari Taxiway dengan kekuatan mesin sendiri,
·         Kerugiannya adalah menimbulkan kebisingan suara yang lebih tinggi.
  1. Konfigurasi Parkir Sejajar ( Paralel )
    • Konfigurasi ini adalah yang paling mudah dipandang dari sudut manuver pesawat,
    • Kebisingan dikurangi karena tidak diperlukan gerakan memutar yang tajam


D
AB C





Gedung Terminal

 




Gambar
             Konfigurasi
Parkir Pesawat
 





2.2LAND SIDE
2.2.1AREAL TERMINAL
A. Fungsi utama terminal adalah :
·         Pertukaran moda
Perjalanan udara merupakan perjalanan campuran berbagai moda yaitu mencakup perjalanan akses darat dan dilanjutkan dengan perjalanan udara, dalam hal ini tidak banyak perjalanan udaranya.
·         Pemrosesanperjalanan udara
Terminal adalah tempat untuk pengurusan perjalanan udara diantaranya pembelian tiket, pendaftaran penumpang, loket pemeriksaan, rumah makan, ruang tunggu, pelayanan taxi, telpon dsb.
·         Operator Bandar Udara
Disini berfungsi sebagai tempat penampungan yang mengumpulkan penumpang secara kontinyu baik yang datang maupun yang pergi. Perancangan bangunan terminal harus menyediakan daerah pelayanan terpisah untuk menjaga kemacetan bagi penumpang dan barang, juga harus menyediakan kemudahan sirkulasi penumpang baik yang naik maupun yang turun.

B.      Tujuan Perancangan Terminal
Ada 3 (kelas) pemakai yang menggunakan terminal yaitu :
1) Penumpang dan pengantar / penjemput
2) Perusahaan penerbangan
3)       Operator Bandara
Volume penumpang jauh lebih besar dibandingkan dengan junlah staf perusahaan dan staf Bandara selain perusahaan penerbangan sendiri
Sedang tujuan perancangan terminal meliputi :
1.       Memaksimalkan akomodasi penumpang.
2.       Memberikan pelayanan yang baik bagi perusahaan penerbangan.
3.       Memberikan dukungan yang memadai bagi personil Bandar udara walaupun dalam kondisi yang sangat sibuk.

C.      Fasilitas yang diperlukan di Terminal,
Terminal merupakan daerah pertemuan antara sisi udara (Air side) dan sisi darat (Land side) daerah ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk pemrosesan penumpang dan bagasi. Sistem ini merupakan penghubung utama antara jalan masuk darat dengan pesawat.
Ada 3 (tiga) bagian utama yang perlu diperhatikan :
a)      Jalan Masuk ( Acces Interface )
Daerah pertemuan jalan masuk dimana penumpang naik turun ke bagian pemrosesan penumpang, sirkulasi, parkir
Fasilitas yang disediakan pada jalan masuk terdiri dari parkir dan jalan penghubung yang memungkinkan penumpang, pengunjung dan barang untuk masuk dan keluar terminal
Jalan masuk mempunyai fasilitas :
·         Peralatan depan bagi penumpang untuk naik turun dari kendaraan yang menyediakan bongkar muat baik kendaraan untuk menuju atau meninggalkan gedung terminal
·         Fasilitas parkir mobil yang menyediakan tempat parkir untuk jangka pendek dan panjang
·         Pelataran parkir dan jaringan jalan umum serta jalan bebas hambatan
·         Fasilitas untuk penyeberangan bagi pejalan kaki termasuk terowongan, jembatan dan peralatan otomatis yang memberikan jalan masuk antara fasilitas parkir dan terminal.
·         Jalan khusus bagi kendaraan pemadam kebakaran, truck pengangkut bahan bakar, kantor pos dll yang menuju terminal
b)      Sistem Pemrosesan
Penumpang diproses dalam persiapan untuk memulai atau mengakhiri suatu perjalanan melalui udara maupun kegiatan-kegiatan utama dalam bagian ini adalah penjualan tiket, lapor masuk bagasi, pengambilan bagasi, pemesanan tempat duduk, pelayanan pengawasan dan keamanan.
Seperti dijelaskan bahwa Terminal digunakan untuk memproses penumpang dan barang untuk menghubungkan pesawat dan model trasportasi darat yang meliputi :
·         Penjualan tiket, lapor masuk bagasi, informasi penerbangan
·         Fasilitas penumpang dan pengunjung, tempat perbaikan truck, ruangan untuk menyiapkan makanan serta gudang bahan makanan dan barang-barang lain yang merupakan daerah pelayanan umum
·         Lobi untuk sirkulasi penumpangdan ruang tunggu bagi tamu
·         Pendaftaran untuk memproses bagasi atau pilihan tempat duduk
·         Gerbang pemeriksaan dan pengawasan (kontrol imigrasi) bagi penumpang yang baru datang dari penerbangan internasional
·         Bea cukai (custom) untuk masuk dan keluar
·         Pengecekan keamanan
·         Pengambilan bagasi
c.  Kawasan Penampungan (Holding)
·         Sebagian besar waktu penumpang di Bandara dihabiskan diluar kawasan pemrosesanyaitu pada saat penumpang menunggu sewaktu penumpang menunggu di kawasan penampungan serta pada saat penumpang Bandaraberada pada periode antara berbagai kegiatan pemrosesan
·         Waktu yang diperlukan
a)Ruang tunggu penumpang : Umum, Keberangkatan dan Ruang tunggu disekitar gerbang-gerbang (gate lounge)
b)Kawasan pelayanan penumpang : kamar cuci, telepon umum, kantor pos, informasi pertolongan pertama, penyimpanan barang (storage), salon kecantikan dan juga dapat mengakomodasi penumpang cacat (handicaped passenger)
c)Konsesi, bar, restoran, novellis, toko bebas pajak, pemesanan hotel, bank / penukaran valuta asing, asuransi, sewa mobil, mesin-mesin otomatis utnuk pelayanan
d)Lobi pengunjung dan anjungan termasuk fasilitas VIP
d.      Sirkulasi terminal
Gerakan penumpang menggunakan sistem sirkulasi internal yang mudah dicari dan diikuti dan mudah untuk dinegosiasi. Sirkulasi internal dipenuhi dengan koridor, jalan penghubung dan Taxiway dan memerlukan fasilitas menaikkan penumpang seperti tangga, jembatan belalai/garbarata dan mobil lounges
e.      Perusahaan penerbangan dan fasilitas pendukung
a)       Kebutuhan perusahaan penerbangan
Perlu diperhatikan kebutuhan Perusahaan penerbangan dan pekerja yang bekerja dikawasan terminal, fasilitas yang dimaksud adalah :
1)    Kantor perusahaan penerbangan
2)    Tempat penyimpanan gerobak barang dan kursi roda
3)    Kantor Manajemen Bandar udara dan kantor untuk SATPAM
4)    Kantor pemerintah dan kawasan pendukung utnuk petugas Bea cukai, Imigrasi, kesehatan, kontrol lalu lintas udara dan fasilitas istirahat personil
5)    Sistem pemberitahuan umum, rambu tanda petunjuk, informasi penerbangan
6)    Kantor personil pemeliharaan dan kawasan pendukung, penyimpanan, perawatan pemeliharaan
b)  Pertimbangan-pertimbangan Rancangan
Tujuan rancangan ini mencakup :
1)    Pengembangan dan penetapan ukuran untuk memenuhi tujuan dari lapangan terbang yang dinyatakan dalam parameter-parameter yang ditetapkan dalam rencana induk
2)    Kemampuan untuk memenuhi permintaan jangka panjang dan menengah
3)    Kelayakan keuangan finansial
4)    Memaksimalkan penggunaan fasilitas-fasilitas yang ada
5)    Pencapaian keseimbangan arus lalu lintas diantaranya jalan masuk, terminal dan fasilitas lapangan terbang selama jam puncak
6)    Pertimbangan mengenai kepekaan lingkungan pemeliharaan flesibilitas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masa depan
7)    Kemampuan untuk memperkirakan dan menerapkan perkembangan-perkembangan yang penting dalam teknologi masa depan

f.        Proses Perencanaan Terminal
Pengembangan suatu terminal dilakukan dalam suatu rangkaian langkah terpadu meliputi pengembangan konsep, rencana skematis dan pengembangan rancangan. Fasilitas terminal dikembangkan selaras dengan rencana pengembangan fasilitas sisi udara dengan mempertimbangkan penggunaan lapangan terbang yang paling efektif, kemampuan untuk memperluas fisik dan keluwesan operasional, keterpaduan dengan sistem jalan masuk dan kesesuaian dengan tata guna lahan yang sudah direncanakan disekitar lapangan terbang. Pada tahap penyusunan ditetapkan tujuan dan ruang lingkup pekerjaan dasar pemikiran bagi awal penelaahan. Rancangan skematik menjabarkan konsep dan hubungan fungsional ke dalam gambar-gambar denah yang menunjukkan ukuran keseluruhan bentuk dan letak ruangan yang dibutuhkan untuk setiap fungsi. Perkiraan biaya yang terinci disiapkan dalam rancangan skematik sehingga dapat dibuat perbandingan antar kebutuhan ruangan dan biaya. Tahap ini merupakan merupakan dasar bagi persiapan dokumen-dokumen konstruksi, proses permintaan penawaran, pengerjaan dan pelaksanaan proyek akhir

g)      Konsep pengembangan
Lokasi Terminal sangat ditentukan oleh proses perencanaannya,alternatf-alternatif pertimbangan yang harus diperhatikan adalah :
a. Kemampuan untuk menangani permintaan yang diharapkan
b. Kesesuaian dengan tipe pesawat yang diharapkan
c. Keluwesan terhaap pertambahan dan perubahan teknologi
d. Kesesuaian dengan rencana induk Bandar udara keseluruhan
e. Kesesuaian dengan tata guna lahan didalam dan disekitar Bandar udara
f.  Kemunuran orientasi dan pemrosesan penumpang
g. Analisis rute-rute manuver pesawat dan pertentangan-pertentangan yang mungkin terjadi pada sistem landas hubung dan daerah Apron
h. Penundaan kendaraan darat, penumpang pesawat terbang yang mungkin terjadi
 i. Kelayakan keuangan dan ekonomi
Ditetapkan Kriteria rancangan seperti :
a.      Biaya pemrosesan penumpang
b.      Jarak berjalan kaki untuk berbagai tipe penumpang
c.      Penundaan penumpang dalam pemrosesan
d.      Tingkat pengisian dan kemacetan
e.      Penundaan dan biaya manuver pesawat terbang
f.        Pemakaian bahan bakar pesawat terbang dalam melakukan manuver dilapangan terbang antar Runway dan Terminal
g.      Biaya konstruksi
h.      Biaya-biaya administrasi, operasi dan pemeliharaan
i.         Sumber-sumber pendapatan yang potensial dan tingkat pendapatan yang diharapkan dari setiap sumber
h) Pengembangan Konsep Terminal
Pemrosesan dilakukan secara terpusat yang berarti seluruh fasilitas terdapat dalam satu gedung dan digunakan memproses semua penumpang yang menggunakan gedung itu, hal ini akan lebih ekonomis karena banyak fasilitas bersama dapat digunakan untuk melayani sejumlah besar posisi (gate) ke pesawat terbang. Terdapat 4 konsep distribusi horisontal dasar, dari konsep-konsep dasar tersebut dapat dibuat berbagai kombinasi. Setiap konsep dapat digunakan dengan tingkat pemusatan yang berbeda
i)        Penentuan Fasilitas-fasilitas Terminal Penumpang
Yang perlu disediakan pada suatu terrminal penumpang dapat diperkirakan dengan menggunakan bermacam-macam cara.
A. Kerb Keberangkatan (Departure Kerb)
B. Anjungan Keberangkatan (Departuses Concourse)
C. Tempat Check In
D. Area Antrean untuk Check In
E. Pemeriksaan Paspor Keberangkatan (Pasport Control)
F. Tempat Menunggu untuk Keberangkatan (Departure lounge)
G. Pemeriksaan Keamanan(Security Check)
H. Ruang Tunggu(Gate Hold Room)
I. Pemeriksaan Kesehatan Kedatangan(Arrival Health Check)
J.  Pemeriksaan Paspor Kedatangan (Pasport Control Arrival)
K. Area Antrian Pemeriksaan Pasport Keberangkatan
L.Area Pengambilan Bagasi
M. Pemeriksaan Pabean untuk Kedatangan
N. Area Antrean Pemeriksaan Pabean
O. Jumlah Alat Pengambilan Bagasi
P. Anjungan Kedatangan
Q. Kerb Kedatangan

D. Jalan masuk dan parkir kendaraan
·         Jalan Masuk Bandar Udara
Jalan masuk ke Bandara bukan saja diperlukan oleh penumpang pesawat, tetapi juga oleh pemakai jalan lain seperti karyawan, pengunjung, truk pengangkut barang dan kegiatan yang berhubungan dengan Bandara. Data menunjukkan mobil pribadi adalah kendaran terbanyak yang masuk ke bandara, termasuk didalamnya penumpang dan karyawan, hal ini akan terus berlanjut dimasa depan meskipun telah tersedia angkutan masal.
Langkah awal untuk memperkirakan lalu lintas darat oleh penumpang pesawat adalah ramalan perjalanan udara dimasa depan, sehingga diperlukan ramalan distribusi harian dari jumlah penumpang pada jam sibuk setiap hari. Kemudian memperkirakan jumlah mobil pribadi, taxi, bus, minibus dan angkutan masal. Dari data-data diatas maka dapat ditentukan / direncanakan dimensi jalan masuk ke Bandara sesuai dengan standar Bina Marga
·         Parkir Kendaraan
Tersedianya parkir kendaraan sangat penting bagi Bandara walaupun angkutan umum akan dikembangkan, namun pemakaian mobil pribadi tetap merupakan hal yang penting dimasa datang. Pertimbangan utama untuk menentukan lokasi parkir adalah jarak jalan kaki sedekat mungkin ke Terminal.
Lapangan parkir di Bandara digunakan oleh :
a. Penumpang pesawat
b. Pengunjung yang menemani penumpang
c. Pengunjung Bandara untuk rekreasi
d. Taxi, Minibus, persewaan mobil
e. Orang yang berkepentingan di Bandara
f.  Karyawan Bandara ( sebaiknya disendirikan )

Gambar Parkir dan
Terminal


GEDUNG TERMINAL
 










BAB III
KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

Bagian pesawat, karakteristik, jenis – jenis dan olah gerak pesawat terbang akan sangat menentukan dimensi / ukuran dalam perancangan prasana Bandara.

3.1 BAGIAN – BAGIAN PESAWAT TERBANG
Pesawat terbang terdiri dari :
a.       Mesin
Berguna utnuk memberikan gaya pada pesawat pada waktu diudara, dibedakan sebagai berikut :
a.                       Piston
Masa udara akan bergerak kearah belakang dengan mendorong pesawat kedepan dan menimbulkan daya angkat pada sayap. Pesawt yang menggunakan piston mempunyai kecepatan yang sedang dan ketinggian yang rendah
b.                       Turbo jet
Disini terdapat compressor yang menekan udara yang dihisap dalam ruang tekan dan dinyalakan dengan bahan bakar. Udara panas mengembang dan melewati fan seperti suhu dalam turbin, turbin menyimpan tenaga yang cukup dapat memutar compressor
c.                        Turbo Prop
Seperti Turbo jet hanya ditambah Propeller
d.       Turbo Fan
Ditambahkan kipas (fan) dibelakang atau didepan turbinnya sehingga dengan bahan bakar yang sama dengan turbo jet didapat tenaga yang lebih besar
e.                       Ram jet
Suatu mesin tanpa bagian-bagian yang bergerak, pada umumnya sesuai untuk Pesawat dengan kecepatan yang tinggi
f.        Mesin rocket
Menghasilkan gaya dorong seperti pada Ram jet, biasanya pesawat ini membawa oksigen sendiri dengan ketinggian yang tak terbatas.
b. Propeller (baling-baling)
Pada pesawat bermesin piston dan turbo prop terdapat baling-baling yang terdiri dari dua lembar atau lebih yang berputar dan menarik udara kebelakang sehingga mendorong pesawat kedepan
c. Fusalage (badan)
Merupakan bagian utama yang memberikan ruangan utnuk tempat penggerak alat-alat, bahan bakar, cockpit, penumpang, barang dsb
d. Wing(sayap)
Gunanya untuk terbang dan menahan pesawat agar tetap diudara bila pesawat bergerak maju oleh mesinnya, karena adanya daya angkat (lift). Gaya angkat terjadi karena bentuk potongan yang aerodinamic
  1. Three Controls(pengendali gerak)
Pengendali mengatur gerak kearah sumbu x, sumbu y dan sumbu z
  1. Flap
Digunakan utnuk memperbesar daya angkat, dipasang pada bagian pesawat, gerakannya kiri dan kanan bersama-sama kebawah kalau diperlukan
  1. Vertical Fin
Bagian ini akan membuat pesawa terbang stabil pada saat terbang dengan kecepatan tinggi
h.  Leading edge
Adalah bagian depan dari pesawat terbang, karena bentuk pesawat yang aerodinamic maka akan timbul daya angkat yang mampu mengangkat pesawt terbang




 






Gambar Bagian-bagian
Pesawat terbang





3.2 KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG
Karakteristik yang sering digunakan adalah : Ukuran dan bobot pesawat serta konfigurasi roda pendaratan pesawat
3.2.1        Ukuran Pesawat terbang
·         Wingspan
Lebar rentang pesawat diukur dari ujung kiri sayap sampai ujung sayap kanan yang akan mempengaruhi dimensi Apron.
·         Length
Panjang badan pesawat diukur dari ujung hidung sampai ujung ekor yang akan mempengaruhi dimensi Apron.
·         Height
Tinggi pesawat terbang, diukur dari muka lapis keras tempat berdiri sampai bagian tertinggi dari pesawat (ekor) yang mempengaruhi ukuran lebar Taxiway.
·         Wheel base
Jarak antara as roda utama (main wheel) sampai as roda depan (nose wheel)yang akan mempengaruhi ukuran lebar Taxiway.
·         Wheel tread
Jarak antara as roda utama kiri dan as roda utama kanan yang akan mempengaruhi lebar Taxiway

3.2.2 Bobot pesawat terbang
Terdiri dari :
Ø  Bobot pesat terbang kosong termasuk air crew(OWE)
Ø  Bobot bahan baker untuk terbang (Fuel)
Ø  Bobot bahan bakar cadangan (Reserve fuel)
Ø  Bobot penumpang barang dan barang pos (Payloads)
Macam-macam Bobot pesawat :
·         Operating Weight Empty (OWE)
Bobot pesawat terbang kosong termasuk air crew = OWE
·         Maximum Landing Weight (MTOW)
Bobot pesawat terbang maksimumyang diperkenankan pada saat lepas landas/take off = OWE – Fuel – Reserve fuel – Payloads
·         Maximum Landing Weight (MLW)
Bobot pesawat terbang maksimum yang diperkenankan pada waktu pendaratan = OWE – Reserve Fuel - Payloads
·         Maximum Ramp Weight
Bobot pesawat terbang pada saat Star Up (menghidupkan mesin) di Apron sebelum lepas landas = MTOW – Fuel untuk taxining ke ujung landas pacu
3.2.2          Konfigurasi roda pendaratan
Bentuk beberapa konfigurasi roda pendaratan :
Single wheel                   Dual wheel                   Dual tandem wheel

0                                   00                                      00



0………………0          00…………….00               00………….00
00………….00


Complex configuration :

PadaDC 10                                    Pada B-747                                                 


00                                                  00
 






00                 00                             00                  00
 

00                 00                             00                  00
   00        00 00         00
00        00
3.3 JENIS – JENIS PESAWAT TERBANG
3.3.1BERDASARKAN MESIN PENGGERAK
Dibedakan atas :
A.       Piston Engine Air Craft
B.       Turbo Prop
C.       Turbo Jet
D.       Turbo Fan
E.        Ram Jet
F.        Pesawat dengan menggunakan mesin roket



3.3.2 BERDASARKAN PANJANG RUNWAY
Dibedakan menjadi 5 golongan yaitu :
Golongan
Jenis-jenis Pesawat
Panjang Runway
Jumbo Jet
B-747, B-1011, DC-10
> 2500 M
Medium Jet
A-300, B-767, B-727, DC-9-80
2000 – 2500 m
Small Jet
B-737,DC-9-30, F-100
1800 – 2500 m
Propeller
YS-11, F-27
1500 m
STOL
Dash-7
800 m

3.4 GERAK PESAWAT DLM. TRANSPORTASI UDARA
Gerakan pesawat adalah maju, vertikal dan lateral sesuai dengan koordinat sehingga gerakan dapat dinyatakan dalam 3 sumbu yaitu :
  1. Gerak maju searah dengan sumbu landasan
  2. Gerak vertikal searah dengan sumbu vertikal
  3. Gerak lateral searah dengan dengan sumbu horisontal
Adapun putaran terhadap ketiga sumbu tadi dinamakan sbb :
a)     Pitch ; berputar terhadap sumbu horisontal
b)     Yaw ; berputar terhadap sumbu sejajar (sejajar sumbu landasan)
c)      Roll ; berputar terhadap sumbu vertikal
Ketika akan mendarat pilot harus mengontrol serta mengkoordinir ketiga gerakan(Pitch, Yaw, Roll) tersebut sehingga pesawat bisa mengikuti jalur pendaratan dengan benar.
Guna mengatur tiga gerakan tersebut perlu menginformasikan posisi pesawat setiap saat dalam hubungannya dengan tiga ordinat yaitu ketinggian pesawat, jarak dari titik yang dituju serta posisi sayap horisontal atau miring, hubungannya untuk mengatur Pitch, Yaw dan Roll. Perlu juga informasi tingkat penurunan, tingkat kedekatannya dengan jalur pendaratan

















                                Sumbu vertical
                                                                     Sumbu landasan


                                                                    Sumbu horisontal
 






Gambar Three Axes
Movement
 






















BAB IV
RENCANA INDUK BANDAR UDARA

4.1 MASTER PIN
Tujuan pembuatan Rencana Induk Bandar Udara adalah Untuk menyiapkan penunjuk pelaksanaan pembangunan setiap tahap agar dapatmemenuhi :
  1. Demand (permintaan jasa angkutan udara)
  2. Dapat sesuai dengan lingkungan sekitarnya
  3. Dapat sesuai dengan perkembamngan sekitarnya
  4. Dapat sesuai perkembangan moda transportasi lain misal angkutan darat
  5. Dapat sesuai dengan perkembangan perkembangan Bandara lain
Oleh karena itu dalam Rencana Induk harus tersedia :
a)     Gambar rencana tata letak Bandara sampai fase perkembangan terakhir (ultimate fase) termasuk tata guna lahan disekitarnya
b)     Jadwal prioritas dan pentahapan unutk melengkapi gambar rencana tata letak seperti diatas
c)      Data dan informasi penting yang diperlukan pada pembangunan rencana tersebut
d)     Penjelasan bagi masyarakat disekitarnya dan pemerintah daerah dimana Bandara tersebut akan dibangun
Rencana Induk dapat dibuat bagi Bandara yang sudah ada atau yang akan dibangun hanya akan berbeda dalam pelaksanaan pembangunannya.
Selain itu pembangunan Bandara harus diperhatikan :
·         Memanfaatkan fasilitas yang sudah ada atau menghindari pembongkaran fasilitasyang sudah ada
·         Adanya dampak pengembangan Bandara terhadap lingkungan sekitarnya

4.2 PEMILIHAN LOKASI BANDAR UDARA BARU
Faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi lapangan terbang adalah sbb :
  1. Tipe pembangunan lingkungan sekitar
Diupayakan pembangunan menjauhi pemukiman penduduk dan sekolah, hal ini menyangkut masalah kebisingan yang ada sehingga diprioritaskan pembangunan lingkungan yang selaras dengan aktifitas lapangan terbang
  1. Kondisi atmosfir
Seringnya terjadi kabut / asapkebakaran akan mengurangi jarak pandang pilot
  1. Kemudahan untuk mendapat transportasi darat
Waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari tempat penumpang berangkat ke pelabuhan udaraperlu diperhatikan sehingga perlu diupayakan kemudahan utnuk mendapatkan angkutan umum misalnya
  1. Tersedianya tanah untuk pengembangan
Sehubungan dengan meningkatnya frekuensi penerbangan yang harus menyesuaikan permintaan maka perlu tanah untuk pengembangan baik untuk memperluas fasilitas yang ada maupun membangun fasilitas baru

  1. Adanya lapangan terbang lain
Jarak antar lapangan terbang yang terlalu dekat akan mengurangi kapasitas peralatan pengatur lalu lintas udara dan bagi pesawat yang akan mendarat akan saling merintangi dngan pesawat lain
  1. Halangan sekeliling (surounding obstraction)
Lokasi pelabuhan udara harus dipilih sedemikian rupa sehingga bila diadakan pengembangan akan bebas halangan misalnya bangunan yang mungkin didirikan didaerah tersebut
  1. Perkembangan ekonomi
Lokasi yang berada pada dataran rendah membutuhkan penimbunan sehingga akan berdampak pada biaya yang dikeluarkan
  1. Tersedianya Utilitas
Lapangan terbang yang besar perlu tersedia air minum, tenaga listrik, sambungan telepon, bahan bakar minyak dsb.

4.3 PERKIRAAN LALU LINTAS UDARA
Rancangan Indul Lapangan terbang dikembangkan kepada Prakiraan dan Permintaan (Forecast and Demand)
Prakiraan dibagi dalam :
  1. Prakiraan jangka pendek sekitar 5 (lima) tahun
  2. Prakiraan jangka menengah sekitar 10 (sepuluh) tahun
  3. Prakiraan jangka panjang sekitar 20 (duapuluh) tahun
Untuk prakiraan makin jauh, ketepatan dan ketelitiannya makin menyusut sehingga ini merupakan suatu pendekatan. Prakiraan pergerakan pesawat, jumlah penumpang tahunan jam-jam sibuk sangat diperlukan sedangkan untuk barang cukup prakiraan tahunan saja.
Teknik prakiraan yang paling sederhana adalah meramalkan kecenderungan volume lalu lintas dimasa depan, sedangkan prakiraan yang lebih kompleks, rumit adalah meramal yang berhubungan dengan permintaan (demand) dengan mengindahkan faktor-faktor sosial, ekonomi, teknologi serta yang mempengaruhi transportasi udara
Diperhatikan hal-hal sbb :
a)     Supaya diamati kecenderungan dari permintaan perjalanan udara (air travel) dimasa lalu
b)     Supaya diperinci pengaruh berbagai faktor variasi ekonomi, sosial dan teknologi terhadap permintaan perjalanan udara
c)      Buat model-model hubungan permintaan transportasi udara dan rencana induk lapangan terbang
d)     Supaya memproyeksikan kebutuhan sebuah lapangan terbang
e)      Supaya memakai model utnuk mendapatkan harga ramalan dari permintaan transportasi udara dimasa depan.

4.4 BATAS – BATAS HALANGAN BANDAR UDARA( OpstacleLimitation Surface )

Adalah ruang udara diatas dan disekeliling bandara yang digunakan pesawat terbang untuk manuver sewaktu akan mendarat dan setelah lepas landas. Ruang iini dibatasi oleh bidang-bidang miring dan mendatar pada ketinggian tertentu dimana tidak boleh ada bangunan alam atau yang dibuat manusia mencuat diatas bidang-bidang batas tersebut


4.4.1 Ketentuan dan Peraturan Batas-batas Halangan
Ruangan ini dibuat untuk menjamin keselamatan penerbangan agar manuver pesawat pada saat akan mendarat dan setelahlepas landas akan berlangsung aman
4.4.2 Bidang-bidang Batas Maya
A. Take off Climb Surface
Adalah bidang dimulai dari jarak tertentu diulang dari ujung landasan atau ujung clearway (bila ada) diperluas memanjang dan keatas sampai jarak horizontal tertentu
B. Aproach Surface
Adalah bidang mulai dari dari ujung landasan (threshold) diperluas mengikuti as landasan dan keatas sampai memotong bidang horizontal tertentu
C. Inner Horisontal Surface
Adalah bidang horizontal setinggi 45 m (150 ft) dari elevasi lapangan terbang yang ditinjau
D.      Conical Surface
Adalah bidang yang diperluas kesamping dan keatas dari batas IHS
E.       Transitional Surface
Adalah bidang yang diperluas keluar dan kesisi Runway Strip (landasan + bahu landas)
F.       Outer Horzontal Surface
Adalah bidang horisontal 150 m(500 ft) diatas elevasi lapangan terbang
4.4.3 Daerah pendekatan(Aproach Zone)
Adalah bidang mulai dari ujung landasan (threshold) diperluas mengikuti as landasan dan keatas sampai memotong bidang horisontal tertentu
4.4.4 Daerah Perputaran(Turning Zone)
Pada Bandara yang sangat sibuk sering terjadi pesawat terbang yang landing tidak mungkin langsung masuk Final Aproach karena Runway masih digunakan pesawat lain. Dalam keadaan ini ATC (Air Traffic Controller) akan memerintahkan pesawat yang datang untuk antri dengan memasukkannya ke Holding Area ( daerah perputaran)

















DAFTAR PUSTAKA


1.             Heru Basuki, Ir, Lapangan Terbang, 1986, Alumni Bandung
2.             Team Dosen Fakultas Teknik Undip, Lapangan Terbang, 2000
3.             Djoko Susilo Adhy, Ir, MT Diktat Kuliah lapangan Terbang, 2001, Unissula